MARSA - Pekerja Malta tanpa sengaja menemukan sebuah pemakaman Muslim yang diketahui dibuat tahun 1675. Arkeolog yang menyisir temuan itu menduga pemakaman ini merupakan tempat peristirahatan terakhir Muslim Turki.
Dua arkeolog selanjutnya bekerja sepanjang waktu untuk mendokumentasikan temuan itu. Harapanya, akan terkuak lebih banyak informasi dari pemakaman tersebut. "Kami coba membersihkan puing-puing sekitar tulang belulang. Lalu mencatat segala sesuatu yang kita temukan," kata seorang Arkeolog, Marvin Demicoli, seperti dikutip timesofmaltasd, Sabtu (10/2).
Rekannya, Michelle Padovani mengatakan sisa-sisa pemakaman dalam kondisi baik. Namun, ia tidak bisa memprediksi berapa lama akan bertahan. "Kami menggandeng badan transportasi Malta untuk memastikan situs tersebut dapat diselamatkan," kata Padovani.
Dua arkeolog itu kemudian menggali parit di sekitar situs. Mereka lalu meminta bantuan kepada otoritas keselamatan dan kesehatan untuk kemungkinan runtuh.
Dari temuan yang ada, Sejarawan, Godfrey Wettinger menyimpulkan pemakaman ini merupakan bagian dari lokasi pemakaman yang diberikan kepada Muslim oleh Grand Master Niccolo Cotoner di 1675. Namun, pemakaman itu dihancurkan guna dibangun jalan bagi benten Floriana.
"Sistem perbudakan di Malta berakhir saat kedatangan Napoleon Bonaparte pada tahun 1800. Tapi kuburan itu masih berfungsi untuk memakamkan Muslim sampai abad pertengahan," kata Sejarawan, Godfrey Wettinger.
Godfrey menjelaskan, admiral Inggris untuk memperpanjang pangkalan untuk tempat bersandarnya kapal Maltese. Sayang, rencana itu mengorbankan pemakanan itu. Beruntung, pemerintah Turki dan Inggris kala itu sepakat membatalkan niatan tersebut.
"Pada tahun 1874, pemakaman Muslim Malta dialihkan ke situs lain yakni Marsa. Situs ini dikenal dengan IC-imiterju tat-Torok (Pemakaman Turki)," paparnya.
Wettinger sangat antusias dengan temuan tersebut. Akantetapi, ia tidak terlalu puas lantaran tidak ada peninggalan yang menyertai.
Sejumlah sejarawan lain memperkirakan pemakaman ini merupakan sisa-sisa pemakaman darurat yang dibangun oleh Turki Ustmani pada 1565. Saat itu, Turki tengah melakukan pengepungan terhadap Malta.
"Saya pikir, kita harus berhati-hati dalam menyimpulkan temuan ini. Analisa dan riset lanjutan akan menjawabnya," ujar Demicoli.
Sumber : Republika